Marak Pengamen Cilik, Butuh Peran Dinsos
Posted by
Unknown on Thursday, 27 November 2014
Lumajang, Memo
Putus sekolah,
yang diduga akibat kedua orang tuanya tidak mampu membayar biaya sekolah,
membuat sekelompok Anak Baru Gede (ABG) di Lumajang memilih mencari uang untuk
uang jajan dengan cara mengamen di sejumlah perempatan lampu merah.
Meskipun kata
pengamen identik dengan penyakit masyarakat, mereka yang tergolong bocah
ingusan dan tidak mengerti apa sebenarnya penyakit masyarakat. Sambil memainkan
gitar kecilnya, ABG itu terus saja
melantunkan suara emasnya dari kendaraan satu menuju ke kendaraan yang
lain.
Terkadang, tak
seorang pun sopir yang memberikan uang terhadapnya, dikeranakan karena terjebak
dengan lampu hijau dimana semua kendaraan harus berjalan. Kehujanan dan panas
terik, merupakan hal yang biasa dialami para ABG disetiap hari.
Tempat yang
menjadi sasaran para pengamen cilik adalah perempatan lampu merah jalan Slamet
Riyadi Klojen, perempatan lampu merah Jalan PB Sudirman, di pertigaan lampu
merah Wonorejo terkadang juga di terminal bus Minak Koncar Kawasan Wonorejo
Terpadu (KWT).
Salah satu
pengamane cili yang mengaku bernama Saiful warga Desa Selokbesuki, Kecamatan
Sukodono, kepada Memo mengatakan,
awalnya dirinya iseng-iseng bersama seorang sekolahnya mengamen di pertigaan
lampu merah Wonorejo. Terkadang juga naik bus turun di Terminal Minak Koncar.
“Hari pertama
kami berdua bisa mengumpulkan uang recehan pemberian para sopir dan penumpang
bus sebanyak 40 ribu. Awalnya, kami malu-malu gitu, tapi lama-lama sudah biasa
dan sampai hari ini mas,”tutur polos Saiful
Masih kata
Saiful, dirinya bersama seorang rekannya memilih berhenti sekolah, selain ketagihan derngan penghasilan mengamen, dirinya juga ingin
membantu beban kedua orang tua. Apalagi biaya sekolah semakin mahal.
“Orang tua saya bekerja sebagai buruh tani tandur,
saya kasihan melihat orang tua dikala saya minta uang untuk kebutuhan sekolah.
Saya milih berhenti sekolah dan ngamen.
Lumayan bisa bantu-bantu biaya adik sekolah,”pungkas Saiful
Menyikapi
maraknya pengamen cilik disejumlah perempatan lampu merah yang ada di Lumajang,
Wakil ketua Komisi D DPRD Kabupaten Lumajang H. Bukasan saat ditemui Memo
mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan maraknya pengamen cilik di Lumajang.
“Kami segera
berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan instansi
terkait untuk segera melakukan penertiban yang kemudian dilakukan pendataan.
Apakah para pengamen cilik itu warga Lumajang atau bukan. Kami berharap agar
Dinsos segera melakukan pembinaan sehingga mau sekolah lagi dan segera
meninggalkan kebiasaan buruknya itu,”ungkap H. Bukasan Wakil ketua komisi D
DPRD Kabupetn Lumajang (cho)
0 Komentar:
Post a Comment