Lumajang,
Memo
Setelah
meresmikan air mancur di pertigaan Wonorejo sebagai monumen Korupsi menyambut
hari anti korupsi (09/12), belasan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Cabang Lumajang bergerak ke kantor Kejaksaan Lumajang. PMII kemudian menggelar
orasi yang meminta kepada Kejaksaan Lumajang untuk memproses para koruptor yang bercokol di Lumajang, Senin (08/12).
Dalam
aksinya di depan Kantor Kejaksaan Negeri Lumajang itu, PMII menggelar
teatrikal yang mengisahkan bagaiman rakyat Indonesia disengsarakan oleh ulah
koruptor. Dimana, para koruptor enk-enakan menikmati uang rakyat dengan cara
tidak halal.
PMII
Lumajang melalui oratornya M. Syahwal Ali dari Komisarita STKIP PGRI Lumajang
membacakan sebuah surat terbuka untuk penguasa, koruptor dan rakyat Indonesia,
yang juga dikutip dari puisi dari rakyat miskin bagi koruptor.
Wahai
penguasa, pejabat dan wakil rakyat yang terhormat, tidakkah hatimu pilu bila
melihat fondasi bangunan rumahmu yaitu Negaramu hancur. Tidakkah hatimu pilu
bila melihat kekayaan Negara dikorupsi beramai-ramai untuk keuntungan pribadi.
Tidakkah
hatimu pilu bila aparat semakin hari lebih memilih hanya memperhatikan
ketebalan dompet sendiri dari pada jiwa melayani bagi masyarakat dan bangsa.
Tidakkah hatimu pilu bila tidak ada aparat yang berani berkorban untuk
mengatasi permasalahan di masyarakat tetapi malah membuat permasalahan sebagai
komoditas yang mampu diperdagangkan di bawah meja.
Tidakkah
hatimu pilu bila dana yang dipakai untuk pendidikan bangsa dan negara khususnya
bagi rakyat miskin dikorupsi secara berjamaah. Tidakkah hatimu pilu bila dana
yang dipakai untuk kesehatan masyarakat di nusantara khususnya bagi rakyat
miskin disunat secara massal dari atas ke bawah.
Tidakkah
hatimu pilu bila dana pembangunan bangsa dan negara khususnya bagi rakyat
miskin dimakan oleh koruptor baik yang kelas kakap maupun kelas teri. Mengapa
yang kau cemaskan hanya kursimu yang empuk, kasurmu yang tebal, egoisme hatimu
yang senantiasa seperti serigala mencari mangsa, dan pikiran yang serasa ingin
selalu menguasai dunia.
Wahai
penguasa, pejabat dan wakil rakyat yang terhormat, masih banyak jutaan, puluhan
juta dan mungkin ratusan juta rakyat miskin di negeri ini. Mungkin mereka semua
bisa kau tipu dengan suara yang bisa dikarang indah. Yang masyarakat inginkan
adalah pejabat yang mengerti benika tunggal ika bukan boneka milik amerika.
Di
hari anti korupsi se dunia ini rakyat menginginkan koruptor di hukum tegas,
tanpa adanya transaksi di bawah meja pengadilan negeri, rakyat bersuara
hukum mati koruptor di setiap orasi sang aktifis negeri ini.
Koruptor berbangga hati melambaikan tangan di
media televisi koruptor dapat uangnya, kita dapat apa. setiap hari menonton
berita kasusnya hukum mati karuptor.(tri)
Unknown
13:41:00
Trendy Magz
Bandung, Indonesia
Massa PMII Bacakan Surat Terbuka
Posted by
Unknown on Saturday, 13 December 2014
Lumajang,
Memo
Setelah
meresmikan air mancur di pertigaan Wonorejo sebagai monumen Korupsi menyambut
hari anti korupsi (09/12), belasan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Cabang Lumajang bergerak ke kantor Kejaksaan Lumajang. PMII kemudian menggelar
orasi yang meminta kepada Kejaksaan Lumajang untuk memproses para koruptor yang bercokol di Lumajang, Senin (08/12).
Dalam
aksinya di depan Kantor Kejaksaan Negeri Lumajang itu, PMII menggelar
teatrikal yang mengisahkan bagaiman rakyat Indonesia disengsarakan oleh ulah
koruptor. Dimana, para koruptor enk-enakan menikmati uang rakyat dengan cara
tidak halal.
PMII
Lumajang melalui oratornya M. Syahwal Ali dari Komisarita STKIP PGRI Lumajang
membacakan sebuah surat terbuka untuk penguasa, koruptor dan rakyat Indonesia,
yang juga dikutip dari puisi dari rakyat miskin bagi koruptor.
Wahai
penguasa, pejabat dan wakil rakyat yang terhormat, tidakkah hatimu pilu bila
melihat fondasi bangunan rumahmu yaitu Negaramu hancur. Tidakkah hatimu pilu
bila melihat kekayaan Negara dikorupsi beramai-ramai untuk keuntungan pribadi.
Tidakkah
hatimu pilu bila aparat semakin hari lebih memilih hanya memperhatikan
ketebalan dompet sendiri dari pada jiwa melayani bagi masyarakat dan bangsa.
Tidakkah hatimu pilu bila tidak ada aparat yang berani berkorban untuk
mengatasi permasalahan di masyarakat tetapi malah membuat permasalahan sebagai
komoditas yang mampu diperdagangkan di bawah meja.
Tidakkah
hatimu pilu bila dana yang dipakai untuk pendidikan bangsa dan negara khususnya
bagi rakyat miskin dikorupsi secara berjamaah. Tidakkah hatimu pilu bila dana
yang dipakai untuk kesehatan masyarakat di nusantara khususnya bagi rakyat
miskin disunat secara massal dari atas ke bawah.
Tidakkah
hatimu pilu bila dana pembangunan bangsa dan negara khususnya bagi rakyat
miskin dimakan oleh koruptor baik yang kelas kakap maupun kelas teri. Mengapa
yang kau cemaskan hanya kursimu yang empuk, kasurmu yang tebal, egoisme hatimu
yang senantiasa seperti serigala mencari mangsa, dan pikiran yang serasa ingin
selalu menguasai dunia.
Wahai
penguasa, pejabat dan wakil rakyat yang terhormat, masih banyak jutaan, puluhan
juta dan mungkin ratusan juta rakyat miskin di negeri ini. Mungkin mereka semua
bisa kau tipu dengan suara yang bisa dikarang indah. Yang masyarakat inginkan
adalah pejabat yang mengerti benika tunggal ika bukan boneka milik amerika.
Di
hari anti korupsi se dunia ini rakyat menginginkan koruptor di hukum tegas,
tanpa adanya transaksi di bawah meja pengadilan negeri, rakyat bersuara
hukum mati koruptor di setiap orasi sang aktifis negeri ini.
Koruptor berbangga hati melambaikan tangan di
media televisi koruptor dapat uangnya, kita dapat apa. setiap hari menonton
berita kasusnya hukum mati karuptor.(tri)
0 Komentar:
Post a Comment