Benda Purbakala Kembali Ditemukan, Pemkab Dituding Ingkar Janji
Posted by
Unknown on Thursday, 15 January 2015
Lumajang, Memo
Beremula dari penemuan satu tahun yang lalu, dimana secara tidak sengaja adala salah satu warga yang menemukan relis patung dan benda purbakala lainnya ditemukan di temukan pada penggalian tanah untuk bahan dasar batu. Dan sekarang, ditemukan lagi benda-benda purbakala seperti sebelumnya pada lokasi yang tak jauh dari penemuan awal.
Demikian yang dijelaskan oleh Lutfia Amerta Sekretaris MPPM Timur kepada Memo Rabu (14/1) siang kemarin. Menurutnya, pada saat penemuan awal, pihak dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang berjajnji akan melakukan eksavasi.” Namun kenyataanya, hingga sekarang masih belum ada tanggapan serius dari Pemerintah Daerah,” jelasnya.
Sampai sekarang, warga yang tinggal diarea dimana di temukan benda-benda purbakala tersebut, masih menunggu janji-janji dari Pemerintah Daerah. Bahkan sebagai dukungan masyarakat, mereka melampirkan 3000 tanda tangan dari warga sebagai bentuk dukungan agar pemerintah peduli dengan penemuan situs yang ada di Dusun Kedungsari, Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir.
Jika dilihat dari bentuk dan model relif yang ditemukan itu, besar kemungkinan jika benda atau relif tersebut dulunya adalah berupa bangunan candi. Adapun macam-macam relif yang ditemukan yaitu, relif gana, sangha dan relif-relif bunga teratai yang mana bunga tersebut adalah sakral.
Dipastikan, masih banyak lagi peninggalan-peninggalan jaman dahulu yang masih terpendam di area penemuan kali ini. Untuk itu pihaknya berharap, agar Pemerintah Daerah khususnya pihak terkait segewra turun tangan untuk menggali dan melestarikan penemuan tersebut. “Untuk sekarang masih ditangani oleh badan artiologi Jogjakarta,” jelasnya.
Sementara itu menurut Gading, seksi kepurbakalaan dan pelestarian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang, awalnya situs tersebut ditemukan oleh warga setempat yang sedang menggali tanah untuk bahan dasar batu bata.
Dari laporan itulah, kemudian pihaknya turun tangan dan ikut melakukan penelitian yang bekerjasama dengan badan artiologi Jogjakarta dan Mojokerto Jawa Timur. “YSampai saat ini, kami masih terus melakukan penggalian pada lokasi penemuan,” pungkasnya. (tri)
Beremula dari penemuan satu tahun yang lalu, dimana secara tidak sengaja adala salah satu warga yang menemukan relis patung dan benda purbakala lainnya ditemukan di temukan pada penggalian tanah untuk bahan dasar batu. Dan sekarang, ditemukan lagi benda-benda purbakala seperti sebelumnya pada lokasi yang tak jauh dari penemuan awal.
Demikian yang dijelaskan oleh Lutfia Amerta Sekretaris MPPM Timur kepada Memo Rabu (14/1) siang kemarin. Menurutnya, pada saat penemuan awal, pihak dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang berjajnji akan melakukan eksavasi.” Namun kenyataanya, hingga sekarang masih belum ada tanggapan serius dari Pemerintah Daerah,” jelasnya.
Sampai sekarang, warga yang tinggal diarea dimana di temukan benda-benda purbakala tersebut, masih menunggu janji-janji dari Pemerintah Daerah. Bahkan sebagai dukungan masyarakat, mereka melampirkan 3000 tanda tangan dari warga sebagai bentuk dukungan agar pemerintah peduli dengan penemuan situs yang ada di Dusun Kedungsari, Desa Kedungmoro, Kecamatan Kunir.
Jika dilihat dari bentuk dan model relif yang ditemukan itu, besar kemungkinan jika benda atau relif tersebut dulunya adalah berupa bangunan candi. Adapun macam-macam relif yang ditemukan yaitu, relif gana, sangha dan relif-relif bunga teratai yang mana bunga tersebut adalah sakral.
Dipastikan, masih banyak lagi peninggalan-peninggalan jaman dahulu yang masih terpendam di area penemuan kali ini. Untuk itu pihaknya berharap, agar Pemerintah Daerah khususnya pihak terkait segewra turun tangan untuk menggali dan melestarikan penemuan tersebut. “Untuk sekarang masih ditangani oleh badan artiologi Jogjakarta,” jelasnya.
Sementara itu menurut Gading, seksi kepurbakalaan dan pelestarian dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang, awalnya situs tersebut ditemukan oleh warga setempat yang sedang menggali tanah untuk bahan dasar batu bata.
Dari laporan itulah, kemudian pihaknya turun tangan dan ikut melakukan penelitian yang bekerjasama dengan badan artiologi Jogjakarta dan Mojokerto Jawa Timur. “YSampai saat ini, kami masih terus melakukan penggalian pada lokasi penemuan,” pungkasnya. (tri)
0 Komentar:
Post a Comment