Bakso Daging Sapi Asli “Pak Doel”
Posted by
Unknown on Saturday, 13 December 2014
Hanya Ada Satu di Lumajang
Lumajang, Memo
Memilki cita rasa yang khas, itulah yang
diunggulkan oleh Kakso “Pak Doel” yang beralamat di barat Stadion Semeru, jalan
Gajah Mada (Toga) Lumajang. Beragam ukuran bakso serta struktur daging kasar dan halus, membuat pelanggan selalu
ketagihan untuk menyantapnya. Selain itu, stand Bakso “Pak Doel” juga
menyediakan bermacam bakso goreng dan tetelan. Meski sudah memilki ratusan
pelanggan tetap, Bakso “Pak Doel” tidak berniat membuka cabang.
Pemilik usaha yang memilki nama asli
Abdoellah (47) ini, menggeluti usaha sebagai pedagang bakso sejak tahun 1987. Ia merupakan pendatang dari
Kota Magetan Jawa Timur datang ke Lumajang bersama istrinya Sunarti (46),
merintis usahanya dari nol. “Waktu itu saya masih baru nikah dan belum
dikarunia momongan Mas,” akunya.
Dengan hanya bermodalkan awal Rp. 25
ribu, lalu ia menjadi pedagang bakso keliling dari kampung ke kampung
menggunakan gerobak dorong. Waktu itu kata dia, harga permangkok bakso yang
ditawarkan berkisar Rp,100,- hingga Rp. 150,-“Sebagai pedagang bakso keliling,
saya tidak memasang tarif khusus Mas,” jelasnya.
Kondisi seperti itu, ia jalani hingga
bertahun-tahun. Belasan tahun kemudian, ia menempati salah satu lapak yang ada
di samping Samsat Baru yang beralamat di Jalan Pisang Agung Lumajang. Dengan
memilki cita rasa yang khas serta harga yang ekonomis, membuat pelangganya kian
hari selalu bertambah.
Seiring dengan berjalanan waktu, ia
bersama istrinya lalu memutuskan untuk mengembangkan usahanya dengan membuka
stand penjualan bakso di barat Stadion Semeru
Lumajang. Sampai sekarang, pelangganya terus bertambah dan tidak pernah
susut. “Alhamdulillah, pelanggan saya masih setia Mas,” tuturnya.
Diakui, ia sengaja memakai nama “Pak
Doel” pada tempat usahanya, karena sejak dulu ia dikenal orang dengan panggilan
Cak Doel. Agar para pelangganya tidak kebingunan untuk mencarinya, maka stand
bakso miliknya dinamai Bakso “Pak Doel” dan sudah terkenal di Kota Lumajang.
Meski demikian, ia tidak bermaksud
membuka cabang lagi dengan alasan masih belum siap. Rupanya, ia sudah puas
dengan stand usaha yang ditempatinya sekarang. Semisal ada pedagang bakso yang memilki
nama yang sama, dipastikan itu bukan bakso miliknya. “Sampai sekarang saya
tidak berminat buka cabang Mas,” ungkapnya.
Dari hasil jerih payahnya itulah, akhirnya ia
bisa menikmati hidup dan bisa membeli rumah serta menyekolahkan anaknya hingga
ke perguruan tinggi. “Anak saya yang pertama kuliah di Unej Jember semester
lima dan yang kedua masih duduk di kelas
3 SMPN 4 Lumajang,” pungkasnya. (tri)
0 Komentar:
Post a Comment