Dinkes Lakukan Fogging ke Rumah Warga
Posted by
Unknown on Thursday, 29 January 2015
Lumajang, Memo_Demam Berdarah Dengue (DBD), merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang penularannya disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu, langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut.
Salah satunya adalah, melakukan Fogging. Yaitu, pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa sekaligus membasmi sarang nyamuk penyebab demam berdaran dengue. Seperti yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang yang bekerjasama dengan pihak Muspika Kecamatan Tempeh pada Rabu (28/1) pagi kemarin.di Dusun ateran, Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh.
“Sengaja kami lakukan Fogging, agar nyamuk-nyamuk besar yang bisa terbang bisa mati,” terang Cahyo Prayitno Kabid Penaggulangan DBD Dinkes Kabupaten Lumajang kepada Memo. Dijelaskan, selama tahun 2014 kemarrin di Lumajang terjadi 129 kasus yang terkena DBD.
Sebagai langkah agar jumlah penderita DBD tidak semakin banyak, sedini mungkin pihaknya akan melakukan pembasmian sarang-sarang nyamuk yang ada di rumah-rumah warga. Dengan melakukan pembasmian tersebut, diharapkan tidak ada lagi kasus DBD di Lumajang. “Ya, paling tidak mengurangi la Mas,” ungkapnya.
Senada disampaikan oleh Kepala Puskesmas Tempeh, Dr. Arbai. Ia menambahkan, dalam kurun waktu bulan Januari 2015 ini, sudah ada 4 warga kecamatan Tempeh yang terkena DBD. Namun ia bersyukur, keempat orang itu akhirnya bisa tertolong dan sembuh. “Kemarin mereka kami rawat di Puskesmas Pak. Tetapi sekarang sudah sembuh dan kami perbolehkan pulang,” ujarnya.
Menurutnya, pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD dapat dilakukan dengan cara 3 cara. Diantaranya, Fogging, yaitu pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa Abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 g untuk 100 liter air pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk.
Untuk cara yang ketiga yaitu, penyuluhan 3M dengan cara menggerakan masyarakat melalui PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). 3M yang dimaksud adalah, menguras, menutup tampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk.
“Dengan cara itu, diharapkan bisa mencegah sekaligus membunuh jentik-jentik nyamuk yang kerap hidup digenangan air,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam kegiatan Fogging di Dusun Ateran Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh tersebut, juga melibatkan anggota dari polsek dan Babinsa dari Koramil Tempeh untuk mendampingi petugas ketika memberikan penyuluhan tentang pentingnya Fogging.
Selain mendampingi petugas Dinkes dalam memberikan penyuluhan, polisi juga ikut melakukan Fogging. Seperti yang dilakukan oleh Wakil Kapolsek Tempeh, Aiptu Mangesti. Sambil membobong alat Fogging, ia rela keluar masuk rumah warga sambil mengasapinya.
Menurutnya, pelayanan kepada masyarakat bukan hanya dalam masalalah hukum saja. Tetapi, dengan ikut peduli melakukan pemberantasan nyamuk DBD. “Ini adalah salah satu bentuk kami dalam melayani masyarakat,” terang Mangesti sambil terus menyemprotkan asap ke semak-semak yang ada di depan rumah warga. (tri)
Salah satunya adalah, melakukan Fogging. Yaitu, pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa sekaligus membasmi sarang nyamuk penyebab demam berdaran dengue. Seperti yang dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang yang bekerjasama dengan pihak Muspika Kecamatan Tempeh pada Rabu (28/1) pagi kemarin.di Dusun ateran, Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh.
“Sengaja kami lakukan Fogging, agar nyamuk-nyamuk besar yang bisa terbang bisa mati,” terang Cahyo Prayitno Kabid Penaggulangan DBD Dinkes Kabupaten Lumajang kepada Memo. Dijelaskan, selama tahun 2014 kemarrin di Lumajang terjadi 129 kasus yang terkena DBD.
Sebagai langkah agar jumlah penderita DBD tidak semakin banyak, sedini mungkin pihaknya akan melakukan pembasmian sarang-sarang nyamuk yang ada di rumah-rumah warga. Dengan melakukan pembasmian tersebut, diharapkan tidak ada lagi kasus DBD di Lumajang. “Ya, paling tidak mengurangi la Mas,” ungkapnya.
Senada disampaikan oleh Kepala Puskesmas Tempeh, Dr. Arbai. Ia menambahkan, dalam kurun waktu bulan Januari 2015 ini, sudah ada 4 warga kecamatan Tempeh yang terkena DBD. Namun ia bersyukur, keempat orang itu akhirnya bisa tertolong dan sembuh. “Kemarin mereka kami rawat di Puskesmas Pak. Tetapi sekarang sudah sembuh dan kami perbolehkan pulang,” ujarnya.
Menurutnya, pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD dapat dilakukan dengan cara 3 cara. Diantaranya, Fogging, yaitu pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa Abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 g untuk 100 liter air pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk.
Untuk cara yang ketiga yaitu, penyuluhan 3M dengan cara menggerakan masyarakat melalui PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). 3M yang dimaksud adalah, menguras, menutup tampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk.
“Dengan cara itu, diharapkan bisa mencegah sekaligus membunuh jentik-jentik nyamuk yang kerap hidup digenangan air,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam kegiatan Fogging di Dusun Ateran Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh tersebut, juga melibatkan anggota dari polsek dan Babinsa dari Koramil Tempeh untuk mendampingi petugas ketika memberikan penyuluhan tentang pentingnya Fogging.
Selain mendampingi petugas Dinkes dalam memberikan penyuluhan, polisi juga ikut melakukan Fogging. Seperti yang dilakukan oleh Wakil Kapolsek Tempeh, Aiptu Mangesti. Sambil membobong alat Fogging, ia rela keluar masuk rumah warga sambil mengasapinya.
Menurutnya, pelayanan kepada masyarakat bukan hanya dalam masalalah hukum saja. Tetapi, dengan ikut peduli melakukan pemberantasan nyamuk DBD. “Ini adalah salah satu bentuk kami dalam melayani masyarakat,” terang Mangesti sambil terus menyemprotkan asap ke semak-semak yang ada di depan rumah warga. (tri)
0 Komentar:
Post a Comment