Ad

Memo Timur Lumajang
Saturday, 3 January 2015

Tujuan Meditasi

Posted by on Saturday, 3 January 2015

Mengenali Jati Diri Anda dan Mencapai Kebahagiaan Batin
Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai
Hsihu, Formosa, 19 Juni 1995
(Asal dalam bahasa Inggris)

Sebenarnya, ketika kita sedang bahagia, kita sangat sulit bermeditasi. Dan ketika kita sedang sangat menderita, kita juga sangat sulit bermeditasi! Itulah mengapa kita harus selalu berusaha menemukan keseimbangan di antaranya agar kita tidak merasa terlalu ekstrim sehingga kita lupa bahwa kebahagiaan sejati ada di dalam batin. Sungguh, demikian!

Tidak masalah betapa besar kita mengasihi seseorang atau betapa besar seseorang mengasihi kita; suatu hari dia akan mengecewakan kita atau menyakitkan kita. Mungkin kita salah paham, atau mungkin benar. Tetapi menyakitkan. Bahkan dengan anak-anak atau suami kita. Jika kita ingin agar mereka benar-benar mengasihi kita, maka kita harus menjadi seperti seorang budak selama 24 jam sehari untuk memenuhi semua harapan mereka. Lalu mereka akan bahagia dan mungkin akan menempel kepada kita. Walaupun begitu, itupun belum pasti.

Kadang anak-anak membuat masalah bagi orang tua mereka, itu karena mereka tidak memahami orang tua mereka, atau mereka ingin agar orang tua mereka selalu bersama mereka sepanjang waktu dan memberi semua waktunya. Tetapi kadang jika orang tua tidak dapat memuaskan mereka, maka mereka kemudian menjadi tidak peduli. Dan anak-anak itupun kadang membuat banyak penderitaan bagi orang tua mereka. Sepasang suami istri kadang juga saling menyakiti, itu karena mereka mempunyai terlalu banyak tuntutan.
Tuntutannya kadang tidak mudah untuk dipenuhi. Misalkan hari ini ada seseorang yang mencintai Anda, Anda kemudian berharap agar besok dia akan tetap sama atau mungkin semakin baik. Tetapi esok harinya suatu hal terjadi pada dirinya dan membuat ia mudah marah atau murung, sehingga ia tidak ingin berbicara dengan Anda. Itu mungkin bukan kesalahan Anda, tetapi Anda kemudian berkata, “Jika kamu tidak mempedulikan saya, mengapa saya harus mempedulikanmu?” Anda berdua mengucapkan kalimat ini sehingga kalian berpisah atau setidaknya merasa kesal satu sama lain. Diperlukan waktu berhari-hari agar kalian berdamai kembali atau hal itu mungkin tidak akan pernah terjadi lagi. Kadang hal-hal kecil pun dapat menyebabkan perpisahan, dan ini amat menyakitkan. Jika tidak menyakitkan maka boleh saja, tetapi ini sungguh-sungguh menyakitkan.
Sebenarnya, jika kita sungguh-sungguh bersandar kepada kebahagiaan batin, maka segalanya akan datang. Kita kemudian tidak akan pernah kecewa atau terus bergantung kepada siapapun. Jika seseorang menyapa maka baik saja; jika mereka tidak menyapa, maka baik juga. Kita tidak merasa begitu terluka atau sakit di dalam batin.
Maka semua kepedihan, kesedihan, dan kesengsaraan datangnya bukan dari luar, bukan dari orang lain; tetapi datang dari kegelapan batin kita. Kita mengharapkan terlalu banyak dari semua orang dan segala hal; dan setelah itu kita menjadi kecewa. Jadi satu-satunya sumber kebahagiaan ada di dalam batin. Kapanpun Anda bermeditasi, usahakanlah untuk berhubungan dengan sumber itu. Untuk diri Anda sendiri, untuk kebahagiaan, kesenangan, dan kepuasan diri Anda sendiri maka Anda harus selalu berusaha untuk berhubungan dengan pusat kegembiraan yang ada di dalam batin Anda sendiri. Itulah dimana kekuatan Guru berada. Itulah dimana setiap mukjizat di alam semesta dapat terwujud. Itulah cinta kasih, itulah dimana segala kebaikan hati dan cinta kasih berasal. Itulah dimana segala Kebajikan, Keindahan, dan Kebenaran tergeletak tidur di sana untuk Anda temukan.
Kalau tidak, cepat atau lambat kita semua akan meninggal dan pergi ke mana, siapakah yang peduli? Setidaknya ketika kita hidup sebagai manusia, kita harus menjalani suatu kehidupan yang bermakna; kita harus bahagia dan meneruskan hidup kita dengan cara yang penuh arti, karena itu cocok dengan martabat kita sebagai manusia, sebagai “Tingkat Kesepuluh” dari segala satwa di dunia ini. Kitalah puncak ciptaan jasmani. Kita belum tahu bahwa kita berada di puncak alam semesta. Mungkin bukan yang tertinggi, tetapi setidaknya di sini, kitalah puncak ciptaan. Maka kita harus meneruskan hidup kita sebagai manusia yang bermartabat; bukannya takut terhadap segala hal, bodoh, dan tenggelam dalam kesengsaraan, terutama ketika kita memiliki harta batin yang dapat selalu kita gunakan.
Itulah satu-satunya tujuan meditasi: agar Anda mengenal diri Anda sendiri dan memahami apa kebahagiaan sejati itu, bukan karena Guru mengatakan demikian dan Anda harus mematuhi Guru. Anda mematuhi Guru karena itu baik bagi Anda, tetapi Anda harus tahu alasannya. Anda harus tahu itu demi Anda, bukan demi Guru. Guru tidak peduli. Saya tidak peduli. Jika Anda tidak ingin bermeditasi, maka Anda tidak usah bermeditasi. Itu kehidupan Anda. Saya tidak dapat mengendalikan Anda, dan saya tidak ingin melakukannya. Jika Anda mengendalikan orang lain, maka Anda akan terikat kepadanya. Seperti polisi dengan penjahat, keduanya diborgol. Polisi harus terus mengurus tahanannya.baca selengkapnya

comments

0 Komentar:

Contact Form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 Muachrus All Rights Reserved.
back to top