Usai Sarapan, Pasutri Mati Pelukan
Posted by
Unknown on Saturday, 17 January 2015
Lumajang, Memo
Warga Dusun Sumbergentong, Desa Pandanarum, Kecamatan Tempeh heboh. Pasalnya, ada pasangan suami istri (Pasutri) yaitu Husen (40), bersama istrinya Suyama (35), ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya. Sampai saat ini, polisi masih terus mendalai penyebab kematian Pasutri itu.
Peristiwa itu terjadi pada kamis (15/1), pagi, sekira pukul 07.15 Wib. Hamid (41), Kepala Dusun (Kasun) setempat menjelaskan, orang yang pertama kali mengetahui kejadian itu adalah anak perempuan korban bernama Babun Janah (16), yang keseharianya tinggal bersama korban.
Pagi itu, kedua korban bersama anak perempuannya sedang menikmati hidangan sarapan pagi di ruang dapur. Usai makan, Suyama langsung berjalan masuk ke ruang tengah rumahnya. Tak lama kemudian, disusul oleh Husen suaminya. Namun tak lama kemudian, anak korban mendengar ada suara yang mencurigakan.
Mendengar itu, anak korban bergegas masuk rumah dengan meninggalkan piring yang masih tersisa separuh makanannya. Ia kaget, begitu mengetahui ibu dan bapaknya sudah tidak bernyawa di ruang masuk menuju kamarnya. “Saat ditemukan, posisi korban sedang tengkurap. Yang perempuan ada di bawah dan laki-lakinya ada di atas,” jelasnya.
Selanjutnya, anak perempuan itu menjerit sambil teriak minta tolong. Warga yang mendengar teriakan tersebut, langsung berdatangan untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya. Mengetahui jika Pasutri tersebut sudah tidak bernyawa, wargapun bersama-sama mengangkat kedua korban dan meletakan diatas ranjang.
Keterangan tersebut, juga diperjelas oleh Kepala Desa Pandanarum Tiun, yang saat itu berada di rumah korban. Menurutnya, ia baru tahu jika ada dua warganya yang mati mendadak setelah diberitahu oleh salah satu warga lewat ponselnya. “Saat saya datang, kedua jasad korban sudah terpisah,” terangnya.
Namun demikian, ia masih mengaku heran dengan peristiwa meninggalnya pasangan suami istri tersebut. Kalau memang keduanya meninggal karena keracunan, kenapa anak perempuannya juga tidak ikut meninggal. Sebab, ketiganya pagi itu menyantap hidangan yang sama.
“Andaikan keracunan, kenapa anaknya kok tidak,” herannya. Bahkan saat itu, ia berusaha mencari-cari di sekitaran tubuh korban barang kali ditemukan obat atau makanan lain. Namun, upaya itu sia-sia. Sebab, tidak satu butirpun makanan atau obat yang ditemukan di sekitar tempat robohnya korban.
Polisi yang tiba dilokasi, langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa kedua jasad Pasutri itu. Lagi-lagi, petugas dan tim kesehatan dari Polres Lumajang tidak menemukan tanda-tanda kekerasan ataupun tanda-tanda penganiayaan yang lain.
Guna penyelidikan lebih lanjut, petugas lalu mengambil sisa makanan yang ada di dapur korban dan pakaian yang dikenakan oleh kedua korban saat itu. kemudian, beberapa barang-bukti tersebut dibawa ke Mapolres Lumajang. “Tadi saya lihat polisi mengambil cairan yang keluar dari mulut dan hidung kedua korban,” pungkas Tiun. (tri)
Warga Dusun Sumbergentong, Desa Pandanarum, Kecamatan Tempeh heboh. Pasalnya, ada pasangan suami istri (Pasutri) yaitu Husen (40), bersama istrinya Suyama (35), ditemukan tewas di dalam kamar rumahnya. Sampai saat ini, polisi masih terus mendalai penyebab kematian Pasutri itu.
Peristiwa itu terjadi pada kamis (15/1), pagi, sekira pukul 07.15 Wib. Hamid (41), Kepala Dusun (Kasun) setempat menjelaskan, orang yang pertama kali mengetahui kejadian itu adalah anak perempuan korban bernama Babun Janah (16), yang keseharianya tinggal bersama korban.
Pagi itu, kedua korban bersama anak perempuannya sedang menikmati hidangan sarapan pagi di ruang dapur. Usai makan, Suyama langsung berjalan masuk ke ruang tengah rumahnya. Tak lama kemudian, disusul oleh Husen suaminya. Namun tak lama kemudian, anak korban mendengar ada suara yang mencurigakan.
Mendengar itu, anak korban bergegas masuk rumah dengan meninggalkan piring yang masih tersisa separuh makanannya. Ia kaget, begitu mengetahui ibu dan bapaknya sudah tidak bernyawa di ruang masuk menuju kamarnya. “Saat ditemukan, posisi korban sedang tengkurap. Yang perempuan ada di bawah dan laki-lakinya ada di atas,” jelasnya.
Selanjutnya, anak perempuan itu menjerit sambil teriak minta tolong. Warga yang mendengar teriakan tersebut, langsung berdatangan untuk mengetahui kejadian yang sebenarnya. Mengetahui jika Pasutri tersebut sudah tidak bernyawa, wargapun bersama-sama mengangkat kedua korban dan meletakan diatas ranjang.
Keterangan tersebut, juga diperjelas oleh Kepala Desa Pandanarum Tiun, yang saat itu berada di rumah korban. Menurutnya, ia baru tahu jika ada dua warganya yang mati mendadak setelah diberitahu oleh salah satu warga lewat ponselnya. “Saat saya datang, kedua jasad korban sudah terpisah,” terangnya.
Namun demikian, ia masih mengaku heran dengan peristiwa meninggalnya pasangan suami istri tersebut. Kalau memang keduanya meninggal karena keracunan, kenapa anak perempuannya juga tidak ikut meninggal. Sebab, ketiganya pagi itu menyantap hidangan yang sama.
“Andaikan keracunan, kenapa anaknya kok tidak,” herannya. Bahkan saat itu, ia berusaha mencari-cari di sekitaran tubuh korban barang kali ditemukan obat atau makanan lain. Namun, upaya itu sia-sia. Sebab, tidak satu butirpun makanan atau obat yang ditemukan di sekitar tempat robohnya korban.
Polisi yang tiba dilokasi, langsung melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan memeriksa kedua jasad Pasutri itu. Lagi-lagi, petugas dan tim kesehatan dari Polres Lumajang tidak menemukan tanda-tanda kekerasan ataupun tanda-tanda penganiayaan yang lain.
Guna penyelidikan lebih lanjut, petugas lalu mengambil sisa makanan yang ada di dapur korban dan pakaian yang dikenakan oleh kedua korban saat itu. kemudian, beberapa barang-bukti tersebut dibawa ke Mapolres Lumajang. “Tadi saya lihat polisi mengambil cairan yang keluar dari mulut dan hidung kedua korban,” pungkas Tiun. (tri)
0 Komentar:
Post a Comment