Ad

Memo Timur Lumajang
Saturday, 17 January 2015

Guru Ngaji Tunjangannya Diduga Disunat Ketua MUI Candipuro

Posted by on Saturday, 17 January 2015

Lumajang, Memo
Berdalih untuk pengembangan Lembaga Tilawatil Qur’an (LPTQ), Ketua Majelis Ulama Islam (MUI) Kecamatan Candipuro, menyunat honor guru ngaji Kecamatan Candipuro per guru sebesar 100 ribu dari jumlah guru ngaji sebanyak 100  guru ngaji se kecamatan Candipuro yang mendapat honor dari Pemerintah Kabupaten Lumajang.
Ustad Rokhim selaku koordinator Desa Sumberrejo, Kecamatan Candipuro, ketika ditemui Memo menjelaskan, sebenarnya pemotongan honor guru ngaji yang dilakukan oleh ketua MUI Kecamatan Candipuro bernama Ustad Mahmud tersebut sangat beralasan mengingat untuk pengembangan LPTQ Kecamatan Candipuro.
“Meski sebagian guru ngaji banyak yang tidak setuju, namun setelah mendengar alasan untuk pengembangan LPTQ Kecamatan Candipuro akhirnya disepakati setuju untuk dipotong sebesar 100 ribu. Saat itu ketua MUI juga menyampaikan jika uang hasil dari pemotongan guru ngaji tersebut untuk biaya sejumlah kegiatan lomba seperti biaya operasional, biaya untuk pemesanan p;iagam dan biaya untuk hadiah para juara lomba”tutur Ustad Rokhim
Beberapa bulan yang lalu, sejumlah kegiatan lomba dalam rangka mengembangkan LPTQ pun dilakukan oleh ketua MUI Kecamatan Candipurodi wilayah Kecamatan Candipuro. Tapi sayangnya, setelah kegiatan lomba dilaksanakan para juara lomba hanya mendapatkan piagam tanpa ada hadiah.
Padahal dana yang dianggarkan yang diperoleh dari hasil pemotongan honor guru ngaji itu jumlahnya jutaan. “Kalau hanya untuk beli piagam, mungkin habisnya tidak sampai 200 ribu. Satu piagam paling mahal ya sekitar 15 ribu sampai 20 ribu. Sisa dana yang jumlahnya jutaan itu kemana dan ini tidak dijelaskan secara rinci. Guru ngaji banyak yang grundel, namun takut mau ngomong karena khawatir dicoret dari daftar penerima tunjangan dari pemerintah,”terang Ustad Rokhim
Saat itu dirinya sempat mengusulkan pada ketua MUI ustad Mahmud, agar pemotongan honor guru ngaji dikurangi separo menjadi 50 ribu. Namun, usulannya itu ditolak oleh ketua MUI. Bahkan ketua MUI pada saat itu sempat mengatakan LPTQ Kecamatan Candipuro tidak bisa berkembang dan maju tanpa ada dana.  Meski banyak yang grundel gara-gara dipotong 100 ribu, semua guru ngaji saat itu mengiyakan saja. 
Sebenarnya kami bersama guru ngaji tidak mempermasalahkan soal pemotongan sebesar 100 ribu itu, selama rincian keguananya sesuai dilapangan.”Kami berharap Wakil Bupati Gus As’at yang saat menjadi PLT Bupati bersama Kesra juga ketua MUI segera turun dan lakukan croscek ke lapangan. Yang pasti lebih separoh guru ngaji grundel namun tidak berani protes karena takut dicoret,”pungkasnya
Ketua MUI Kecamatan Candipuro Ustad Mahmud ketika dikonfirmasi Memo via telepon membantak keras apabila dirinya dikatakan melakukan pemotongan terhadap honor guru ngaji se Kecamatan Candipuro sebesar 100 ribu.”Salah besar jika uang sebesar 100 ribu itu dianggap pemotongan. Uang 100 ribu itu kesepakatan guru ngaji untuk menyumbang dalam rangka pengembangan LPTQ. Dan ini kami lakukan atas petunjuk pak Suyono. Bahkan kami sudah menjelaskan dan melaporkan ke Wabup mas,”kata Ustad Mahmud
Sementara itu Bendahara LPTQ Kecamatan Candipuro Suyono yang diketahui PNS yang berdinas di kantor Kecamatan Candipuro ketika ditemui Memo dikantornya mengatakan, sebenarnya proses pencairan honor guru ngaji sudah sesuai dengan ketentuan tanpa ada potongan sepersen pun. “Kami sudah melarang keras kepada ketua MUI kecamatan Candipuro melakukan pemotongan honor guru ngaji apapun alasannya, kalau masih ada kami tidak tahu mas,”ungkap Suyono
Ketika ditanya berapa anggaran yang dipersiapkan saat kegiatan lomba LPTQ kecamatan Candipuro beberapa yang lalu, dengan wajah gugup Suyono mengatakan dana yang dipersiapkan saat itu sebesar 2 juta untuk semua hadiah lomba.”Hadiahnya sudah ada pak, namun belum sempat kami serahkan,”pungkas Suyono (cho)

comments

0 Komentar:

Contact Form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 Muachrus All Rights Reserved.
back to top