Juragan Emas Merugi Setengah Miliar
Posted by
Unknown on Tuesday, 16 December 2014
Lumajang, Memo
Naas yang dialami Hj. Siti Maria Ulfa alias Cempu
(62), juragan emas warga Dusun Kebonan, Desa Gesang, Kecamatan Tempeh. Pada
saat ia bersama anak dan cucunya tertidur lelap, rumahnya disatroni perampok
bercadar dan bersenjatakan celurit. Sambil mengancam, kawanan perampok itu minta agar melepas
seluruh perhiasan yang dikenakan oleh korban dan cucunya dilepas. Akibanya,
korban mengalami kerugian hingga mencapai setengah milyard.
Senin (15/12) dini hari sekira pukul 02.00 Wib.
Keterangan korban, setiap harinya ia tinggal bersama Purwo (36), anak laki-lakinya dan Galuh (23),
cucu perempuan. Setiap malam, mereka tidur terpisah dikamar masing-masing.
“Cucu saya tidur di kamar depan, saya dan Purwo tidur di kamar tengah,”
jelasnya.
Seperti biasa, tiap malam korban selalu sholat
tahajud. Pada saat bangun untuk pergi ke kamar mandi, tiba-tiba dirinya
langsung disekap dari belakang lalu mulutnya disumpal menggunkan kain. Setelah
itu, kawanan tersebut menggedor-gedor kamar cucunya. Sambil mengancam, malam
itu pelaku minta agar cucu korban keluar dari dalam kamarnya.
Karena takut terjadi sesuatu pada neneknya, Galuhpun
kenuruti apa yang menjadi kemauan para perampok. Pada saat Galuh membuka pintu
kamar, ia langsung dikalungi celurit sambil mengancam akan membunhnya jika
teriak. Setelah itu, kawanan tersebut menuju salah satu kamar lagi yang dihuni
oleh Purwo anak-laki-laki korban.
Perlakukan yang sama, juga dialami oleh anak
laki-laki korban. Selanjutnya, para pelaku minta ketiga korban untuk duduk
dipojok ruang tamu dengan tangan terikat. “Kalau kalian berani teriak, maka
akan saya bunuh satu persatu,” terang korban menirukan ancaman pelaku.
Setelah itu, pelaku yang berjumlah 3 orang tersebut
langsung meminta agar korban melepas seluruh perhiasan emas yang dikenakan
olehnya juga perhiasan yang dipakai oleh
cucunya. Satu persatu, akhirnya korban melkucuti seluruh perhiasan emas
yang dipakainya juga yang pakai cucunya.
Hanya dalam hitungan menit, hampir seluruh perhisan
yang dipakainya serta yang dikapai cucunya berpindah tangan. Belum sempat
mengambil kotak perhiasan yang disimpan
padai laci milik korban, para pelaku dikagetkan oleh suara perempuan yang
menggedor-gedor pintu pagar depan rumah korban.
Takut aksinya terbongkar, ketiga kawanan itu memilih
kabur melalui pintu belakang rumah korban. Mengetahui para pelaku kabur lewat
pintu belakang, cucu korban langsung keluar dari rumah untuk membukakaan orang
yang menggedor-gedor pintu pagar depan rumnah tersebut.
Setelah dihampiri, ternyata yang menggedor-gedor
pintu gerbang pagar tersebut adalah Wuwul (45), ibu kandung Galuh yang tinggall
di Desa Jokarto, Kecamatan Tempeh. Kepada Galuh, ia sengaja datang karena
ketika ditelepon tidak ada yang mengangkat akhirnya curiga lalu mendatangi
rumah korban.
“Biasanya
meski malam hari saya telepon, anak saya selalu mengangkat. Tapi karena tidak
diangkat akhirnya saya curiga,” terang Wuwul kepada Memo. Mengetahui jika rumah
ibunya disatroni perampok, Wuwul kemudian langsung menghubungi pihak Polsek
Tempeh yang kemudian dilakukan olah TKP.
Dari hasil olah TKP yangh dilakukan, kawanan pelaku
itu masuk halaman rumah korban dengan cara memanjat pagar besi yang ada di
samping rumah. Selanjutnya, mereka masuk rumah korban dengan cara mencungkil
jendela kaca depan rumah korban. “Ini bekas cungkilannya Pak,” terang korban
sambil menujukan jendela yang kondisinya rusak.
Akibat kejadian itu, korban mengaku mertugi
sekitar Rp. 500 juta. Pasalnya, kawanan
perampok tersebut berhasil merampas semua perhiasan yang dikenakan oleh
korban dan cucunya yang beratnya keseluruhan mencapai seratus gram lebih. “Jika
ditotal keseluruhan, mungkin ada sekitar setengah milyard,” jelas korban. (tri)
0 Komentar:
Post a Comment