Biaya Rekreasi Mahal, Wali Murid Mengeluh
Posted by
Unknown on Friday, 30 January 2015
Lumajang, Memo_Lembaga pendidikan yang digunakan sebagai lahan bisnis untuk mendapatkan keuntungan pribadi, sekarang ini mulai marak di Lumajang. salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh lembaga pendidikan SDN Citrodiwangsan 2 Lumajang yang beralamat di Jalan kapten Kyai Ilyas Lumajang.
Dengan mewajibkan muridnya membayar ratusan ribu rupiah, para murid hanya diajak belanja ke salah satu Mall dan ke salah satu ketempat pemandian yang ada di Kabupaten banyuwangi. Karena Dianggap tidak sesuai dengan budget (anggaran) yang dikeluarkan, para wali murid akhirnya mengeluh.
Informasinya, setiap siswa yang ikut dalam rekreasi tersebut, dikenakan biaya sebesar Rp. 370 ribu oleh pihak sekolah. Sedangkan murid pada kelas VI, jumlah siswanya ada 84 murid. Agar bisa menampung jumlah siswa yang ikut, pihak sekolah menyediakan 2 bus pariwisata yang masing-masing berkapasitas 50 tempat duduk.
Mereka diberangkatkan pada Rabu (28/1)pagi hari sekitar pukul 04.30 Wib dari depan SDN langsung menuju Banyuwangi.Setiba di Kota Banyuwangi, bus langsung belok ke salah satu jalan kecil yang hanya bisa dilewati oleh satu kendraan besar saja. Tak lama kemudian, rombiongan berhenti di salah satu pemandian bernama Mira Fantasi.
“Masak, jauh-jauh rekreasi kok malah memilih tempat rekreasi seperti itu Pak. Selain jalannya sempit, tempat pemandiannya serta fasilitasnya juga kurang bagus. Masih bagusan pemandian Selokambang Pak,” terang wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Menurutnya, ia sengaja bersama para wali murid lainnya ikut dalam rekreasi itu. Tetapi jelas dia, para wali murid tidak satu kendaraan dengan rombongan bus melainkan membawa mobil sendiri. “Kami sengaja ikut dengan mobil sendiri, karena takut terjadi sesuatu pada anak-anak kami,” terangnya lagi.
Setelah berjam-jam di tempat itu, para siswa kemudian disuruh naik keatas bus yang kemudian menuju salah satu tempat perbelanjaan. Ditempat itulah, para siswa kemudian diajak istirahat sambil belanja. Menjelang sore, para siswa kemudian diajak pulang selanjutnya rombongan sampai di Lumajang sekitar Pukul 23.30 Wib.
“Masak bayarnya segitu mahal, anak-anak cuma diajari belanja di Mall,” ujarnya. Menurutnya, ia dengan wali murid lainnya sangat kecewa dengan pihak sekolah. Yang lebih mengecewakan lagi, ketika rapat wali murid tidak diberitahu rincihan dari kegiatan acara rekreasi tersebut.
Ungkapan senada, juga dilontarkan oleh wali murid yang lain. Namun lagi-lagi, mereka keberatan ketika namanya ditulis dalam koran ini. Dengan alasan, tidak enak dengan pihak sekolah karena anaknya masih sekolah di lembaga itu. Sudah la Mas nama saya ga usah ditulis. Yang penting datanya Valid,” terangnya.
Ia menambahkan, kegitan seperti itu tidak perlu lagi dilakukan. Selain pemborosan, juga tidak mendidik terhadap anak-anak. Meski uang itu diambil dari tabungan siswa, paling tidak uang tersebut bisa digunakan untuk biaya lulusan nanti. Sebab, mereka kan sudah kelas anam.
Maka tak heran kata dia, jika sebagian dari wali murid mengaggapnya rekreasi itu adalah bagian dari bisnis pihak sekolah yang sengaja mencari keuntungan dari anak didiknya. “Seharusnya pihak sekolah terbuka dengan wali murid,” imbuhnya.
Sementara itu, ketika Memo mendatangi lembaga SDN Citrodiwangsan untuk mengkonfirmasi berita tersebut, Kepala Sekolah masih belum bisa ditemui. Menurut salah satu Satpam di sekolah itu,pihak Kepala Sekolah masih memimpin rapat dengan para guru. “Ibu Kepala Sekolah masih rapat di ruang guru Pak. Sampean dari mana, nanti tak sampaikan,” ungkapnya. (tri)
Dengan mewajibkan muridnya membayar ratusan ribu rupiah, para murid hanya diajak belanja ke salah satu Mall dan ke salah satu ketempat pemandian yang ada di Kabupaten banyuwangi. Karena Dianggap tidak sesuai dengan budget (anggaran) yang dikeluarkan, para wali murid akhirnya mengeluh.
Informasinya, setiap siswa yang ikut dalam rekreasi tersebut, dikenakan biaya sebesar Rp. 370 ribu oleh pihak sekolah. Sedangkan murid pada kelas VI, jumlah siswanya ada 84 murid. Agar bisa menampung jumlah siswa yang ikut, pihak sekolah menyediakan 2 bus pariwisata yang masing-masing berkapasitas 50 tempat duduk.
Mereka diberangkatkan pada Rabu (28/1)pagi hari sekitar pukul 04.30 Wib dari depan SDN langsung menuju Banyuwangi.Setiba di Kota Banyuwangi, bus langsung belok ke salah satu jalan kecil yang hanya bisa dilewati oleh satu kendraan besar saja. Tak lama kemudian, rombiongan berhenti di salah satu pemandian bernama Mira Fantasi.
“Masak, jauh-jauh rekreasi kok malah memilih tempat rekreasi seperti itu Pak. Selain jalannya sempit, tempat pemandiannya serta fasilitasnya juga kurang bagus. Masih bagusan pemandian Selokambang Pak,” terang wali murid yang enggan disebutkan namanya.
Menurutnya, ia sengaja bersama para wali murid lainnya ikut dalam rekreasi itu. Tetapi jelas dia, para wali murid tidak satu kendaraan dengan rombongan bus melainkan membawa mobil sendiri. “Kami sengaja ikut dengan mobil sendiri, karena takut terjadi sesuatu pada anak-anak kami,” terangnya lagi.
Setelah berjam-jam di tempat itu, para siswa kemudian disuruh naik keatas bus yang kemudian menuju salah satu tempat perbelanjaan. Ditempat itulah, para siswa kemudian diajak istirahat sambil belanja. Menjelang sore, para siswa kemudian diajak pulang selanjutnya rombongan sampai di Lumajang sekitar Pukul 23.30 Wib.
“Masak bayarnya segitu mahal, anak-anak cuma diajari belanja di Mall,” ujarnya. Menurutnya, ia dengan wali murid lainnya sangat kecewa dengan pihak sekolah. Yang lebih mengecewakan lagi, ketika rapat wali murid tidak diberitahu rincihan dari kegiatan acara rekreasi tersebut.
Ungkapan senada, juga dilontarkan oleh wali murid yang lain. Namun lagi-lagi, mereka keberatan ketika namanya ditulis dalam koran ini. Dengan alasan, tidak enak dengan pihak sekolah karena anaknya masih sekolah di lembaga itu. Sudah la Mas nama saya ga usah ditulis. Yang penting datanya Valid,” terangnya.
Ia menambahkan, kegitan seperti itu tidak perlu lagi dilakukan. Selain pemborosan, juga tidak mendidik terhadap anak-anak. Meski uang itu diambil dari tabungan siswa, paling tidak uang tersebut bisa digunakan untuk biaya lulusan nanti. Sebab, mereka kan sudah kelas anam.
Maka tak heran kata dia, jika sebagian dari wali murid mengaggapnya rekreasi itu adalah bagian dari bisnis pihak sekolah yang sengaja mencari keuntungan dari anak didiknya. “Seharusnya pihak sekolah terbuka dengan wali murid,” imbuhnya.
Sementara itu, ketika Memo mendatangi lembaga SDN Citrodiwangsan untuk mengkonfirmasi berita tersebut, Kepala Sekolah masih belum bisa ditemui. Menurut salah satu Satpam di sekolah itu,pihak Kepala Sekolah masih memimpin rapat dengan para guru. “Ibu Kepala Sekolah masih rapat di ruang guru Pak. Sampean dari mana, nanti tak sampaikan,” ungkapnya. (tri)
0 Komentar:
Post a Comment