Ad

Memo Timur Lumajang
Wednesday 13 January 2016

Ekowisata BJBR, Belum Aman Bagi Pengunjung, Khususnya Anak-anak

Posted by on Wednesday 13 January 2016

Probolinggo, Memo Timur_Obyek Ekowisata BeeJay Bakau Resort (BJBR), yang berlokasi di Pelabuhan Pelelangan Ikan Kota Probolinggo, diimpikan untuk bisa menjadi icon pariwisata di Kota Probolinggo, sekaligus diharapkan mampu menjadi pilihan pendamping bagi Taman Wisata Nasional Bromo yang sudah meng-internasional.
Jalan jembatan di area hutan bakau tidak berpagar & Jaringan kabel berkekuatan tinggi

Jalan jembatan di area hutan bakau tidak berpagar & Jaringan kabel berkekuatan tinggi


BJBR merupakan unit usaha dari bisnis entertainment terbesar di Probolinggo Raya (Kota dan Kabupaten) ini, pembangunanannya ternyata hanya setengah jalan dan terkesan dipaksakan untuk dibuka bagi pengunjung. Kenyataan ini dapat dilihat dari infrastruktur yang ada, meski sudah beroperasional sejak 2013, namun beberapa fasilitas penting untuk kenyamanan dan keamanan pengunjung masih jauh dari normal, terutama pengunjung anak-anak.

Salah satunya adalah jaringan kabel listrik berkekuatan tinggi yang terhubung antar unit/ fasilitas di BJBR, seperti dari gardu induk ke Bungalow, ke Restoran Sea Food dan atau ke Cafe Tenda dan lainnya, masih nampak terpasang darurat dan sangat membahayakan, jauh dari standart aman, di beberapa titik masih memanfaatkan pohon-pohon bakau yang dilintasinya sebagai tiang penyangga.


Padahal, pohon bakau itu hidup yang berarti basah dan tumbuh di perairan, Kondisi basah dan perairan itu merupakan penghantar listrik yang baik dan jika terjadi keausan pada fisik kabel akan membahayakan pengunjung dari sengatan aliran listrik. Hal itu membuat M. Nur Istanto, salah satu rekanan bidang fisik Pemkot. Probolinggo, kembali angkat bicara.

“Sebatas yang saya lihat, jaringan kabel listrik di BJBR itu memang sangat rawan dan berbahaya bagi pengunjung, jika ada kabel yang aus, apalagi terputus, yang memungkinkan terjadinya kebocoran aliran listrik. Sudah pasti akan memakan korban, mengingat daerah itu dipenuhi tumbuhan bakau dan genangan air yang bisa menjadi penghantar listrik sempurna” Ujarnya setelah melihat langsung jaringan listrik di BJBR.

“Harus didalami lebih jauh, apakah jaringan kabel listrik itu dikerjakan oleh pihak PLN (perusahaan listrik negara) atau rekanan PLN yang sah dan profesional, atau mungkin oleh pihak pengembang dan management BJBR sendiri. Karena mereka harus bertanggung jawab jika terjadi sesuatu atas pengunjung karena kelalaian mereka” imbuhnya.

Selain itu, jalan penghubung antar fasilitas BJBR dalam bentuk jembatan, yang melintasi hutan bakau, terbangun di atas genangan air laut yang pasang, berketinggian sekitar 2 hingga 4 meter. Terlalu sempit dan tidak berpagar pembatas di sisi kiri dan kanannya, sehingga pengunjung, terutama anak-anak yang masih gemar berlari-larian, sangat rawan terjatuh dan terjerembab ke perairan hutan bakau yang tentunya juga sangat berbahaya. Belum termasuk bahaya dari kerawanan kekuatan jembatan itu sendiri dan binatang liar seperti ular.

Pada pekan padat pengunjung, event Natal 2015 dan tahun 2016 kemarin saja, ketika ribuan pengunjung memadati BJBR, tidak nampak adanya petugas keamanan di lintasan jalan-jembatan itu, atau di sekitar kolam pemandian, termasuk keberadaan tim Rescue yang bertugas menolong pengunjung yang mengalami kecelakaan, baik terjatuh di daratan maupun tenggelam di perairan.

Atas kenyataan rawannya keselamatan pengunjung BJBR ini, selain menyampaikan rasa prihatin yang tinggi, Sugeng, salah satu pengusaha hiburan dan tempat wisata senior di Jawa Timur, juga menyarankan agar pihak BJBR segera membenahi fasilitas yang masih membahayakan pengunjung, dan selama pembenahan berlangsung, BJBR secara kesadaran sendiri tutup sementara. Agar ke depan tercipta kenyamanan dan keamanan bagi pengunjungnya. (A’Az)

comments

0 Komentar:

Contact Form

Name

Email *

Message *

Copyright © 2016 Muachrus All Rights Reserved.
back to top